LAPORAN PRAKTIKUM
INDUSTRI PERUNGGASAN
KUNJUNGAN BALAI PEMBIBITAN ITIK, INDUSTRI PENGOLAHAN DAGING UNGGAS PT. CP INDONESIA , DAN FEED MILL PT. CP INDONESIA
OLEH :
DEDE IRWANSYAH DIE1014017
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL I
DAFTAR ISI II
I. PENDAHULUAN 3
1.1 LATAR BELAKANG 4
1.2 TUJUAN 5
1.3 MANFAAT 5
II. HASIL DAN PEMBAHASAN 6
2.1 PEMBIBITAN ITIK 6
2.2. INDUSTRI PENGOLAHAN DAGING UNGGAS 9
2.3 FEED MILL 12
III. KESIMPULAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unggas merupakan jenis ternak yang memiliki banyak keragaman jenis. Indonesia merupakan negara yang memilik banyak jenis unggas lokal. Cara pemeliharaan unggas di Indonesia masih banyak dilakukan secara tradisional. Namun, tidak sedikit juga yang mengindustrialisasikan berbagai jenis unggas lokal dengan pemeliharaan lebih intensif. Sehingga ternak yang dihasilkan mempunyai kualitas yang lebih bagus baik secara kualitas internal maupun eksternal. Untuk menghasilkan unggas lokal yang memiliki sifat genetik bagus, diperlukan usaha pembibitan yang dapat memurnikan kembali sifat genetik unggul yang dimiliki unggas. Pemurnian sifat genetik dilakukan karena sistem perkawinan pada unggas lokal yang banyak dipelihara oleh masyarakat tidak teratur sehingga merubah keunggulan dari unggas lokal lokal. Itik merupakan salah satu jenis unggas yang memilik banyak jenis. Di Indonesia tersedia beberapa jenis itik yang diberi nama sesuai daerah utama pengembangannya, seperti misalnya itik Tegal, Alabio, Mojosari, Bali dan lain-lain. Masalah utama selama ini adalah belum tersedianya sistem pembibitan yang memadai untuk menghasilkan bibit berkualitas, yang ada hanyalah penetasan dari telur-telur tetas yang tidak diproduksi secara terarah untuk menghasilkan bibit yang berkualitas. Oleh karena itu, perkembangan peternakan itik yang cukup pesat akhir-akhir ini diharapkan juga akan mendorong tumbuhnya usaha-usaha pembibitan untuk meningkatkan kualitas bibit yang tersedia di pasar. Selain unggas lokal, di Indonesia juga banyak dikembangkan ayam Ras baik itu pedaging maupun petelur. Ternak unggas memerlukan pakan untuk meningkatkan produksinya. Pakan merupakan kebutuhan pokok dalam usaha peternakan. Penyediaan pakan dihasilkan dari berbagai industri-industri pembuatan pakan. Ayam ras pedaging menghasilkan produk daging sehingga untuk meningkatkan kualitas dan nilai ekonomis daging perlu dilakukan usaha pengolahan daging. Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan praktikum kunjungan lapang untuk mengetahui lebih lanjut terhadap bagaimana cara pembibitan unggas lokal, cara pembuatan pakan dan proses pengolahan hasil ternak.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara pembibitan itik lokal
2. Mengetahui proses pengolahan daging unggas menjadi produk olahan di industri pengolahan hasil ternak
3. Mengetahui alur proses pembuatan pakan di industri feed mill
1.3 Manfaat
1. Meningkatkan populasi ternak unggas lokal
2. Dapat meningkatkan kualitas produk hasil ternak menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi
3. Menambah pengetahuan tentang mekanisme atau alur dalam pembuatan pakan skala industri
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Pembibitan Itik
Lokasi : Balai Budidaya Pembibitan Unggas dan Aneka Ternak Lokal daerah Banyu Biru, Semarang , Jawa Tengah.
Itik lokal yang dikembangkan : Itik Tegal, Itik Magelang, Itik Pengging, Itik Peking.
Balai Budidaya pembibitan Unggas dan aneka ternak lokal banyu biru merupakan balai yang bergerak dala usaha pembibitan itik lokal. Pembibitan adalah kegiatan budidaya untuk menghasilkan bibit untuk keperluan sendiri atau diperjualbeliakan. Berkaitan dengan pengembangan perbibitan ternak, telah dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 208/Kpts/OT.210/4/2001 tentang ‘Pedoman Perbibitan Ternak Nasional’ yang dimaksudkan untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan perbibitan ternak secara nasional. Sehubungan dengan itu diperlukan adanya penjabaran secara lebih rinci bagi pengembangan program-program pembibitan untuk setiap jenis ternak oleh pemerintah, dan salah satunya dalam bentuk pedoman pembibitan, untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembibitan di dalam masyarakat peternakan. Kualitas bibit yang digunakan sangat menentukan perkembangan usaha dan tingkat keuntungan, dan jenis produksi yang dihasilkan sudah harus ditentukan dari awal (Prasetyo, 2010).Ternak itik disebut juga sebagai unggas air, karena sebagian kehidupannya dilakukan di tempat yang berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur fisik seperti selaput jari dan paruh yang lebar dan panjang. Selain bentuk fisik dapat juga dilihat bahwa keberadaannya di muka bumi ini, dimana itik kebanyakan populasinya berada di daerah dataran rendah, yang banyak dijumpai di rawa-rawa, persawahan, muara sungai. Daerah-daerah seperti ini dimanfaatkan oleh itik menjadi tempat bermain dan mencari makan. Sebelum program intensifikasi pertanian menjadi program nasional, pemeliharaan itik secara tradisional atau dengan digembala memang sangat menunjang konsep pengendalian hama pertanian secara terpadu. Itik umumnya mencari makan di permukaan sawah dan sekitar batang/rumpun pada batang padi. Namun sejak penggunaan obat-obatan pembasmi hama pertanian makin intensif dan ada kalanya dosisnya berlebihan, kasus keracunan itik sering menimbulkan konflik sosial. Pemeliharaan itik secara tradisional makin mengandung resiko besar. Melihat gambaran ini, mengubah kebiasaan cara pemeliharaan dari cara tradisional ke arah pemeliharaan intensif memang perlu, sebab bagai manapun juga mempertahankan pemeliharaan tradisional dimasa mendatang tidak bisa diharapkan. Hal ini disebabkan pertama, makanan itik disawah atau dihabitatnya makin langka akibat penggunaan obat-obatan pembasmi hama; kedua, tingkat produktifitas itik yang dipelihara secara tradisional makin kurang nilai ekonominya, hanya bekisar antara 10-41% atau rata-rata 22,5% (lebih kurang 80 butir telur setahun). Hal ini menuntut para ilmiawan untuk memperkenalkan metode baru dalam mengelola ternak itik (Saleh , 2004).
Ternak itik mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan ternak ayam. Dibandingkan dengan ayam ras nilai jual telur itik adalah lebih tinggi karena dijual dengan harga butiran, dan ternak itik lebih mampu mencerna ransum dengan serat kasar yang lebih tinggi sehingga harga pakan bisa lebih murah. Dibandingkan dengan ayam kampung, itik memiliki produktivitas telur yang lebih tinggi dan lebih menguntungkan jika dipelihara secara intensif terkurung sepenuhnya. Akan tetapi masih ada beberapa anggapan yang salah tentang ternak itik, yaitu bahwa produk itik mempunyai bau anyir dan untuk beternak itik perlu adanya kolam sebagai tempat bermain itik sehingga membatasi ketersediaan lahan (Prasetyo , 2010).
Penyediaan pakan untuk pembibitan berasal dari pakan lokal sedangkan untuk konsentrat beli dari pabrikan. Untuk pencampuran pakan dilakukan sendiri oleh balai ditempat gudang pembuatan pakan. Pakan yang diberikan di balai pembibitan pada setiap jenis itik berbeda-beda, itik Pengging dan Itik Tegal diberikan pakan sebanyak 160-170 gram/ekor/hari sedangkan Itik Magelang diberikan sebanyak 180 gram/ekor/hari. Menurut Prastyo (2010) pemberian pakan itik disesuaikan dengan kebutuhan gizinya sesuai dengan tahapan pertumbuhan maupun masa produksinya. Uraian tentang kebutuhan gizi itik dapat dilihat pada bagian lain dari panduan ini. Kebutuhan gizi itik tersebut harus dipenuhi oleh peternak karena ternak itik yang dipelihara secara terkurung tergantung sepenuhnya pada pakan yang diberikan. Kebutuhan gizi tersebut dapat dipenuhi dengan menggunakan kombinasi beberapa bahan pakan dalam menyusun pakan lengkap itik. Saat itik memasuki masa bertelur, ternak itik tidak menghendaki adanya perubahan-perubahan mendadak dalam caracara pemeliharaan. Perubahan atau gangguan lain akan mudah menyebabkan itik stress dan mengganggu produksi telur, terutama jika terjadi perubahan pakan. Oleh karena itu, catatan produksi telur harian perlu ada, untuk mengetahui gambaran kurva produksi telur dalam satu periode, dan mengevaluasi jika terjadi fluktuasi produksi.
Tabel kebutuhan pakan itik
Uraian Umur Kebuthan pakan
Anak
(starter layer) DOD – 1 minggu
1– 2 minggu
2– 3 minggu
3– 4 minggu
4 – 5 minggu
5 – 6 minggu
6 – 7 minggu
7 – 8 minggu 15 (gr/ekor/hari)
41
67
93
108
115
115
120
(total = 4,5 kg/ekor)
Dara (grower) 8 – 9 minggu
9 – 15 minggu
15 – 20 minggu 130 (gr/ekor/hari)
145
150
(total = 12,5 kg/ekor)
Dewasa (petelur) > 20 minggu 160 – 180 (gr/ekor/hari)
Sumber : Prasetyo dkk., 2010
Manajemen perkawinan yang dilakukan oleh balai yaitu dengan melakukan perkawianan alami dengan rasio jantan betina 1 : 10. Menurut Prasetyo (2010) guna mendapatkan DOD (anak itik umur sehari) untuk itik potong, dapat dilakukan dengan membeli dari sumber bibit yang ada. Apabila hendak mengadakan DOD dari sumber peternakan sendiri maka perlu dipahami sistem perkawinan itik secara baik. Bagi peternak yang unit usahanya adalah itik petelur dan ingin membesarkan anak itik pejantan lokal maka sistem perkawinan alam lebih baik. Bagi peternak yang hanya menggemukan itik afkir tidak memerlukan informasi sistem perkawinan. Perkawinan bisa dilakukan diantaraa individu dalam suatu kelompok populasi, atau diantara individu dari dua kelompok populasi yang berbeda (persilangan). Bagi sitem perkawinan antar individu dalam satu kelompok populasi yang perlu dihindari adalah terjadinya peningkatan koefisien silang dalam (inbreeding) yang cepat. Dalam persilangan, perbedaan diantara kelompok bisa berdasar rumpun yang berbeda atau dari rumpun yang sama tapi dari galur yang berbeda dengan spesifikasi yang berbeda pula. Kedua sistem mempunyai kerugian dan keuntungannya masingmasing. Persilangan telah umum digunakan dalam industri peternakan sebagai alat untuk memanfaatkan heterosis (keunggulan hibrida) dalam meningkatkan produktivitas, untuk menghasilkan kombinasi dari galur-galur yang ada dengan sifatsifat tertentu yang dikehendaki, atau untuk menghasilkan produk bibit spesifik yang tidak dapat ditiru oleh produsen lain (trade mark). Diantara itik-itik petelur lokal di Indonesia telah terbukti bahwa persilangan antara itik Alabio dengan itik Mojosari atau dengan itik Tegal dapat menghasilkan heterosis yang cukup nyata dalam meningkatkan produksi telur. Akan tetapi tanpa diikuti penerapan program seleksi terhadap induk-induk yang digunakan, hasil persilangan ini tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Penggunaan maupun pembibitan itik persilangan perlu memperhatikan wilayah pengembangannya agar tidak membahayakan kelestarian dari jenis-jenis itik murninya. Hal ini penting dalam kaitan dengan upaya pelestarian plasma nutfak ternak itik di Indonesia. Hal ini makin menekankan sudah mendesaknya diperlukan adanya pengembangan pembibitan yang layak karena hanya dengan adanya sistem pembibitan yang baik saja kontrol terhadap produksi bibit dan jenis serta kualitas bibit yang beredar dapat terkendali dan terpantau oleh pemerintah.
Itik yang sudah tidak berproduksi dilakukan pengafkiran pada umur dua tahun. Balai memiliki permasalahan dalam penjualan itik afkir karena untuk menjual itik yang afkir harus dapat izin dari pusat sehingga tidak boleh dilakukan penjualan dengan gegabah karena dapat bermasalah. Itik afkir, yaitu itik petelur tua yang sudah kurang baik produksinya, dan perannya segera diganti dengan itik betina yang masih muda. Itik afkir dapat dijadikan sumber dagingkarena bobot badannya yang sudah cukup tinggi. Setelah mencapai akhir produksi telur ternak itik betina dapat mencapai bobot badan sekitar 2 kg atau lebih dan dapat dijual sebagai itik potong. Perlu diingat itik yang sudah tua, dagingnya lebih alot. Namun hal tersebut masih dapat diatasi dengan cara pemasakan tertentu (Prasetyo, 2010).
2.2 Industri Pengolahan Daging Unggas
Lokasi : PT. CHAROEN PHOKPAND INDONESIA Salatiga, Jawa Tengah.
Jenis Usaha : Rumah Pemotongan Ayam , Pengolahan Sosis dan Nugget
Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia pertahun hingga tahun 2014 menjadi langkah utama PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division semakin berpacu dalam bisnis makanan olahan. Hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan konsumen akan kebutuhan pangan di pangsa pasar semakin bertambah, dan hal inilah yang mendorong PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division semakin di depan dan menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam. PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengembangkan bisnis dibidang industri pengolahan makanan berbahan baku ayam dengan membuka pabrik pertamakali di daerah Cikande yang merupakan salah satu pabrik pengolahan ayam termodern di Indonesia yang juga merupakan pusat dari PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division yang ada di Indonesia kemudian membuka cabang di Salatiga, Surabaya dan Medan. Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang khususnya produk olahan ayam beku, sudah dibuka beberapa pabrik yang tersebar di Indonesia. Salah satunya PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division dibangun di Medan pada tahun 2011 bulan 5, berkedudukan di Jalan Pulau Solor No. 2, Kawasan Industri Medan II, Pada awal produksi di Medan, PT Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionini terdiri dari tiga plant utama yaitu Cut Up, Further Processing,dan Sausage Plant. Cut Up melakukan kegiatan pemotongan ayamdan menghasilkan daging ayam, sedangkan Sausage Plant dan FurtherProcessing Plant menghasilkan daging ayam lanjutan. Produk daging ayam olahan diproduksi di fasilitas produksi di Serang, Salatiga, Medan dan Surabaya. Merek dagang perseroan antara lain GOLDEN FIESTA, FIESTA, CHAMP dan OKAY dengan keragaman produk seperti Karage, Nugget, Spicy Wing, Sosis dan produk lain (PT.CPI, 2016).
Industri makanan berupa daging olahan di Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Dengan memanfaatkan kapasitas dalam negeri saja, Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia atau National Meet Processors – Indonesia (NAMPA), memperkirakan pertumbuhan industri ini sekitar 7 persen per tahun. Pertumbuhan bisnis pangan olahan terus meningkat seiring dengan naiknya pendapatan masyarakat. Salah satu faktor pendukung yang turut mempengaruhi industri ini adalah gaya hidup masyarakat urban, atau masyarakat kelas menengah (middleclass). Umumnya, mereka adalah orang-orang yang memiliki aktivitas padat dan sedikit waktu di luar pekerjaan mereka, sehingga cenderung memilih sesuatu yang mudah dan cepat dilakukan, contohnya adalah pemilihan bahan makanan. Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan terus bertambah, peningkatan daya beli masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi, kenaikan upah, meningkatnya populasi masyarakat middle class income,
serta pertumbuhan jumlah gerai ritel modern, menjadi pendorong utama pertumbuhan permintaan produk makanan olahan, termasuk yang berbahan baku daging. Besarnya potensi pasar, terutama dari masyarakat middle class income, diharapkan dapat terus mendorong kenaikan pembelanjaan konsumen terhadap produk ini. Besarnya permintaan terhadap produk daging olahan, tentunya menjadi pertimbangan yang cukup bagi pelaku usaha untuk meningkatkan
usahanya. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang perlu mereka perhatikan, yang bisa menghambat pertumbuhan bisnisnya mereka. Hambatan tersebut, antara lain, mahalnya bahan baku, ancaman barang impor, kenaikan harga bahan bakar dan listrik, serta upah buruh (Ditjen, 2015).
Makanan olahan asal daging dapat berasal dari daging merah maupun daging putih dengan bahan-bahan tambahan yang diperlukan yang terdiri atas bahan pengisi, bahan pengikat, bumbu-bumbu dan lain-lain yang sesuai dengan sifat produk yang diinginkan sebagai campuran dalam adonan. Teknologi pengolahan produk berbasis daging dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana serta dapat dilakukan pada skala rumah tangga dengan peralatan sederhana dan pada skala industri menengah hingga skala besar sebagai usaha yang cukup menjanjikan. Sosis adalah bahan pangan yang berasal dari potongan-potongan daging yang digiling dan diberi bumbu dan dimasukkan ke dalam selongsong (casing) menjadi bentuk yang simetris. Beberapa tahapan dalam pembuatan sosis antara lain curing (pengawetan daging dengan natrium nitrit), pembuatan adonan, pengisian ke selongsong, pengasapan, dan perebusan. Sosis merupakan produk emulsi yang membutuhkan pH tinggi, yang berperan untuk meningkatkan daya ikat air. Masalah yang sering dihadapi dalam pembuatan sosis adalah pecahnya emulsi, yang antara lain disebabkan penggilingan yang berlebihan, temperatur penggilingan dan pemasakan yang terlalu tinggi (BalitPertan, 2011). Sosis yang beredar di pasaran terbuat dari campuran daging, tepung, dan STPP (sodium tripolyphosphat) sebagai bahan pengikatnya. STPP merupakan senyawa anorganik berwujud kristal putih yang biasanya digunakan untuk pengawet makanan dan texturizer, namun untuk saat ini penggunaan bahan kimia pada makanan sudah dibatasi. Jumlah penambahan fosfat dalam makanan tidak boleh lebih dari 5% dan produk akhir harus mengandung fosfat kurang dari 0,5 % . Gel yang terbuat dari tepung porang merupakan salah satu alternatif pengganti STPP (Prastini, 2015).
Pembuatan nugget meliputi beberapa tahapan yaitu: formulasi adonan, penggilingan, penambahan bahan tambahan, pencetakan, penyelimutan/coating (batter dan breading), penggorengan, pembekuan dan pengemasan. Coating terdiri atas tiga tahapan yaitu predust pelumuran nugget dengan bahan coating kering, batter yaitu pelumuran nugget dengan bahan coating yang telah dicampur dengan air dan breading yaitu pelumuran dengan tepung roti. Coating pada nugget berfungsi sebagai pelindung zat-zat gizi dari kontak langsung dengan minyak selama proses penggorengan, mengurangi susut masak, mencegah kehilangan juiceness selama pengolahan dan meningkatkan nilai gizi produk. Berbeda dengan nugget, burger diolah tanpa melalui proses coating (battering dan breading). Penggorengan nugget dapat dilakukan dengan satu tahapan, yaitu penggorengan langsung pematangan (fully cooked) atau dua tahapan yaitu penggorengan awal (pre frying) dilanjutkan dengan pematangan (fully cooked) dengan suhu dan waktu yang berbeda. Suhu penggorengan awal berkisar 180o-198°C selama 30-45 detik, sedangkan suhu pematangan adalah 160-180°C selama 10-15 menit. Penggorengan awal berfungsi untuk melekatkan bahan coating dan menghindari produk matang sebagian. Pematangan berfungsi untuk mematangkan nugget secara keseluruhan (BalitPertan, 2011).
2.3 Feed Mill
Lokasi :PT. CHAROEN PHOKPAND INDONESIA Semarang, Jawa Tengah.
Jenis Usaha : Pembuatan Pakan
Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia pertahun hingga tahun 2014 menjadi langkah utama PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division semakin berpacu dalam bisnis makanan olahan. Hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan konsumen akan kebutuhan pangan di pangsa pasar semakin bertambah, dan hal inilah yang mendorong PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division semakin di depan dan menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam. PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengembangkan bisnis dibidang industri pengolahan makanan berbahan baku ayam dengan membuka pabrik pertamakali di daerah Cikande yang merupakan salah satu pabrik pengolahan ayam termodern di Indonesia yang juga merupakan pusat dari PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division yang ada di Indonesia kemudian membuka cabang di Salatiga, Surabaya dan Medan. Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang khususnya produk olahan ayam beku, sudah dibuka beberapa pabrik yang tersebar di Indonesia. Salah satunya PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division dibangun di Medan pada tahun 2011 bulan 5, berkedudukan di Jalan Pulau Solor No. 2, Kawasan Industri Medan II, Pada awal produksi di Medan, PT Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionini terdiri dari tiga plant utama yaitu Cut Up, Further Processing,dan Sausage Plant. Cut Up melakukan kegiatan pemotongan ayamdan menghasilkan daging ayam, sedangkan Sausage Plant dan FurtherProcessing Plant menghasilkan daging ayam lanjutan.
Produk utama Perseroan adalah pakan ternak yang diproduksi oleh fasilitas produksi Perseroan dan Entitas Anak yang berada di Medan, Bandar Lampung, Tangerang, Cirebon, Semarang, Sidoarjo (2 unit) dan Makassar. Bentuk dari pakan ternak yang diproduksi oleh Perseroan dapat berupa concentrate (konsentrat), mash (tepung), pellet (butiran) atau crumble (butiran halus). Sedangkan merek produk yang dipakai oleh Perseroan antara lain HI-PRO, HI-PRO -VITE, BINTANG, BONAVITE, ROYAL FEED, TURBO FEED dan TIJI. Produk pakan ternak yang ditawarkan Perseroan terdiri dari:
1) Pakan Ternak Ayam Pedaging
2) Pakan Ternak Ayam Petelur
3) Pakan Ternak Lainnya
Industri pakan ternak di dalam negeri sangat berperan mendukung industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya bagi masyarakat Indonesia. Pakan ternak berkontribusi sekitar 70% dari total biaya produksi peternakan, sehingga tetap menjadi bisnis yang menjanjikan. Permintaan pakan ternak dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Pengecualian sempat terjadi di tahun 2007 ketika produksi pakan ternak nasional turun menjadi 7.7 juta ton dibanding tahun sebelumnya 9.9 juta ton. Hal ini diakibat oleh maraknya kasus flu burung. Saat itu masyarakat khawatir mengkonsumsi ayam dan produk turunannya, menyebabkan konsumsi ayam dan produk turunannya turun 50% hingga 60%. Industri pakan ternak juga merasakan imbas dari kasus flu burung. Pasca meredanya wabah flu burung pasar kembali pulih dan konsumsi ayam dan produk turunannya kembali tinggi. Hal ini juga mendorong permintaan pakan ternak kembali meningkat. Selama periode 2006-2014, permintaan pakan ternak tumbuh CAGR 5.24%. Permintaan pakan ternak dalam negeri mencapai 14.9 juta ton pada tahun 2014 dan diperkirakan tumbuh 7.39% mencapai 16 juta ton pada tahun 2015. Sedangkan permintaan pakan ternak di tahun di tahun 2016 diperkirakan naik 8.1% menjadi 17.3 juta ton sehingga permintaan tumbuh CAGR 5.74% (PT. CPI, 2016).
Pakan merupakan salah satu komoditi penting yang termasuk pada subsistem agribisnis hulu. Ketersediaan pakan yang berkualitas dan murah menjadi prasyarat bagi tumbuhnya industri peternakan yang maju. Pakan yang murah akan membuat peternak mampu meningkatkan Skala usaha dan keuntungan per satuan, sedangkan pakan yang berkualitas akan meningkatkan konversi pakan sehingga proses pemberian pakan menjadi lebih efisien. Pakan merupakan faktor yang berperan dalam peningkatan kualias budidaya yang berimplikasi pada peningkatan profitabilitas usaha ternak. Di sisi lain pengelolaan pakan ternak akan berimplikasi pada penyerapan tenaga kerja penyediaan bahan baku pakan, proses produksi dalam pembuatan, serta perkembangan peternakan yang lebih merakyat. Keberadaan pakan unggas yang murah sangat penting karena dalam struktur biaya budidaya unggas terutama ayam potong, biaya mencapai persentasi tertinggi dalam biaya mencapai 60 sampai 70%. Penyediaan pal Indonesia sudah dilakukan dalam industri khususnya untuk pakan unggas. Perkemban pakan sudah terintegrasi menjadi sistem agribisnis perunggasan. Hanya saja selama ini perusahaan pabrik pakan ternak masih dikuasai oleh perusahaan multinasional, dengan skala besar dan menguasai seluruh subsistem agribisnis perunggasan dari mulai pembibitan, budidaya, pembuatan pakan, sampai dengan pemasaran. Namun demikian bisnis ini tetap menjanjikan karena selama ini sumber-sumber pakan (jagung) tersebar di masyarakat belum dikuasai sepenuhnya oleh perusahaan besar, dengan demikian masih ada celah untuk mengembangkan pakan ternak skala kecil (5 ton per hari) terutama untuk mamasok kebutuhan lokal. Optimisme pendirian pabrik pakan ternak sangat wajar mengingat besarnya pasar dan peluang untuk membangun pemasaran relasional dengan para peternak kecil yang kurang terlayani oleh perusahaan besar, jumlah mereka saat ini mencapai sekitar 200 peternak (MIR, 2008).
Industri pakan ternak berdiri untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Kebutuhan akan pakan ternak di Indonesia cukup besar. Hal ini dapat ditunjukkan dengan permintaan akan pakan ternak yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah ternak dari tahun ke tahun. Sesuai data yang didapat dari BPS jumlah ternak yang ada di Indonesia saat ini Melihat perkembangan dan peningkatan populasi ternak tiap tahun, industri pakan ternak menganggap hal ini sebagai peluang. Pakan ternak memiliki kontribusi 70% dari total biaya produksi peternakan. Berdasarkan Market Intelligence Report tentang perkembangan industri pakan ternak, terdapat kurang lebih 50 industri pakan ternak di Indonesia. Industri pakan ternak yang mendominasi diantaranya yaitu Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, Sierad Produce, CJ Feed, Gold Coin, dan Sentra Profeed. Secara umum, industri pakan ternak mengalami pertumbuhan ratarata 8.4% dalam periode lima tahun terakhir (Widiasih dan Karningsih, 2013).
III. KESIMPULAN
Pembibitan adalah kegiatan budidaya untuk menghasilkan bibit untuk keperluan sendiri atau diperjualbeliakan. Berkaitan dengan pengembangan perbibitan ternak, telah dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 208/Kpts/OT.210/4/2001 tentang ‘Pedoman Perbibitan Ternak Nasional’ yang dimaksudkan untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan perbibitan ternak secara nasional. Sehubungan dengan itu diperlukan adanya penjabaran secara lebih rinci bagi pengembangan program-program pembibitan untuk setiap jenis ternak oleh pemerintah, dan salah satunya dalam bentuk pedoman pembibitan, untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembibitan di dalam masyarakat peternakan.
Makanan olahan asal daging dapat berasal dari daging merah maupun daging putih dengan bahan-bahan tambahan yang diperlukan yang terdiri atas bahan pengisi, bahan pengikat, bumbu-bumbu dan lain-lain yang sesuai dengan sifat produk yang diinginkan sebagai campuran dalam adonan. Teknologi pengolahan produk berbasis daging dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana serta dapat dilakukan pada skala rumah tangga dengan peralatan sederhana dan pada skala industri menengah hingga skala besar sebagai usaha yang cukup menjanjikan.
Industri pakan ternak di dalam negeri sangat berperan mendukung industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya bagi masyarakat Indonesia. Pakan ternak berkontribusi sekitar 70% dari total biaya produksi peternakan, sehingga tetap menjadi bisnis yang menjanjikan. Permintaan pakan ternak dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Gani, H. 2001. Budidaya Bebek Petelur Gaya Goni. Lokakarya Biocyclofarmaing Sebagai Model Untuk Pengembangan Pedesaan. Kerjasama Bppt. Yayasan Salafiah Khalidiyah. Hanns Seldel Foundation. Plumpang.
Badan Litbang Pertanian .2011. Teknik Mengolah Daging yang Higienis dan Modern. Agroinovasi . Jakarta.
Cpi. 2016. Laporan Tahunan Annual Report Pt. Cpi Tbk 2016. Jakarta.
Ditjen Pen. 2015. Peluang Besar di Pasar Ekspor Daging Olahan. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Jakarta
Mahmudi. 2001. Pengembangan Usaha Peternakan Itik di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Prosiding Lokakarya Unggas Air. Pengembangan Agribisnis Unggas Air Sebagai Peluang Usaha Baru. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perternakan. Bogor.
Market Intelligence Report. 2008. Perkembangan Industri Pakan Ternak Di Indonesia Mei 2008. Pt. Consult Data
Prasetyo Dkk.2010. Panduan Budidaya dan Usaha Ternak Itik. Balai Penelitian Ternak Ciawi . Bogor.
Prastini, A.I., S.B. Widjanarko.2015.”Pembuatan Sosis Ayam Menggunakan Gel Porang (Amorphophallus Mueleri Blume) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Karakteristik Sosis Production Chicken Sausage Using Porang Gel As A Binder To The Characteristics Of Sausages”. Jurnal Pangan Dan Agroindustri .3 (4) :1503-1511.
Saleh, E. 2004.Pengelolaan Ternak Itik di Pekarangan Rumah. Jurusan Peternakan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Widiasih, W., Dan P.D. Karningsih.2013.“Pengelolaan Risiko pada Updating Computer Integrated Manufacturing (Cim) di Perusahaan Pakan Ternak”. Jurnal Teknik Pomits ,2, (1).
BalasHapusBOLAVITA Adalah Agen Judi Online Indonesia yang berdiri sejak 2013. Menjadi salah satu Situs Judi Online Terpercaya di Indonesia yang menyediakan berbagai jenis permainan yang sangat lengkap dan sudah di akui banyak kalangan pecinta judi online Di Indonesia.
Tersedia :
» Judi Bola Online / Sportsbook
» Sabung Ayam ( Wala / Meron )
» Casino Live ( Player / Banker )
» Slot online ( Mesin Jackpot )
» Togel Online ( Toto Online )
» Bola Tangkas ( Tangkasnet / 88Tangkas )
» Tembak Ikan ( Fishing Hunter )
» Poker Online
» Domino
» Dan Masih Banyak Lainnya.
Menyediakan :
• Judi Online Deposit Ovo
• Judi Online Deposit Gopay
• Judi Online Deposit Dana
• Judi Online Deposit Linkaja
• Judi Online Deposit Pulsa
• Judi Online Deposit Bank
Promo Spesial :
★ Bonus Deposit Pertama 10%
★ Bonus Deposit Setiap Hari 5%
★ Bonus Cashback Mingguan 5% - 10%
★ Bonus Referral 7% + 2%
★ Bonus Rollingan 0,5% + 0,7%
★ Bonus 100% Win Beruntun 8x, 9x, 10x
Link Pendaftaran »»»» https://bit.ly/3b2Tnq7
Kontak WhatsApp »»»» Klik Link : https://bit.ly/aktif24jam
Link Layanan Live Chat (24 Jam Online) »»»» https://bit.ly/2VD8fER
Kontak Resmi :
» Nomor WhatsApp : 0812-222-2995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita
BalasHapusDAFTAR POKER IDN DEPOSIT PULSA MURAH
KUNJUNGI SITUS DAFTAR FREECHIPS AGEN SLOT ONLINE S1288POKER
MASIH BANYAK PERMAINAN CASINO LIVE POKER CEME SABONG AYAM DAN PERMAINAN LAIN SERUNYA !! TENTUNYA EVENT BONUS PROMO SETIAP BULAN NYA YANG MANTAPPP ^^
CS 24jam Online
JANGAN SAMPAI KEHABISAN FREECHIPSNYA !!
SEHAT SELALU UNTUK KITA SEMUA ...ALWAYS THANKFULL AND GRATEFULL ^^